Beruang Khas Rusia
Beruang Punya Ingatan Kuat
Mansur senang tinggal di rumah barunya. Selalu ada orang di lapangan terbang, seperti para penjaga, pilot, dan — favorit Mansur — perempuan yang memberinya makan, serta, tentu saja, Andrei, “sang ayah” yang sering berkunjung.
“Dia beruang dewasa yang sehat. Beratnya 250 kilogram dan tingginya 2,5 meter, cukup besar untuk ukuran anak beruang berusia tiga tahun, dan dia selalu ingin bermain!” kata Andrei. “Tapi sebelum saya pergi dan menemuinya, saya selalu berusaha mencari tahu suasana hatinya saat itu. Jika dia tenang, Anda bisa berkomunikasi dengannya, tetapi Anda tak boleh terlalu memaksanya. Dia kadang-kadang bisa pergi begitu saja ketika sedang bermain. Jika dia bersikap begitu, berarti itulah saatnya untuk berhenti.”
Para pilot kerap berkonsultasi dengan keluarga Pazhetnov serta para ahli dari Kebun Binatang Moskow. Mereka selalu bilang, jangan menggunakan kekerasan. Ketika beruang masih kecil, manusia memang lebih kuat. Namun, dia tak akan lupa bagaimana orang-orang pernah menakut-nakutinya. Ketika tumbuh besar, dia akan membalas perbuatan orang itu.
“Sejauh yang saya tahu, beruang yang menyerang manusia biasanya pernah dianiaya,” kata Andrei. “Kami terkadang menemukan grapeshot (sejenis peluru) pada kaki atau kepalanya. Itu artinya mereka ditembak, biasanya dari belakang.”
“Seorang kru pilot helikopter dari Magadan pernah bercerita tentang dua orang yang terluka di atas kapal beberapa tahun lalu — mereka diserang beruang,” kenang Andrei. “Yang pertama meninggal di tempat karena tak sempat dilarikan ke rumah sakit. Sementara, yang kedua bilang bahwa mereka berburu di atas kapal dan melihat seekor beruang tengah menangkap ikan di sungai. Mereka kemudian menembak beruang itu. Ia tertembak, tapi tidak mati — ia melarikan diri. Tiba-tiba, kapal memasuki pusaran air dan membuat kapal berbalik arah. Beruang itu melihat dan langsung menyerang. Hewan itu punya ingatan kuat.”
Jadi para pekerja di lapangan terbang berkomunikasi dengan Mansur secara setara — tak ada yang mencoba melatihnya. “Beruang bukan hewan peliharaan. Dia memiliki kemauannya sendiri. Kita bisa berunding, berkomunikasi, dan menarik minatnya, sama seperti manusia,” jelas Andrei.
Berburu di ladang gandum
Model rumah pohon pemburu beruang
Nikolay Maksimovich (CC BY 3.0)
Sebelum hibernasi, saat musim gugur tiba, beruang ingin menambah berat badan. Mereka menyukai gandum, dan sering datang ke ladang untuk makan biji-bijian yang lezat. Beruang dapat diburu saat melakukan aktivitas ini, tetapi pemburu tidak boleh hadir di ladang, atau dialah yang malah menjadi mangsa si beruang.
Untuk memburu beruang di ladang gandum, seorang pemburu harus membangun semacam rumah pohon kecil. Di situlah ia bisa menunggu dan mengamati beruang yang sedang memakan biji-bijan. Rumah pohon itu harus lebih tinggi dari lima meter di atas tanah, dan si pemburu sama sekali tak boleh bersuara dan, yang terpenting, tidak berbau. Pemburu berpengalaman tidak mencukur selama berminggu-minggu sebelum berburu beruang, mereka tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan deodoran apa pun. Pakaian dan sepatu yang mereka gunakan memiliki cukup lubang untuk pertukaran udara sehingga menghilangkan segala jenis bau.
Seorang pemburu harus menunggu di rumah pohonnya sampai beruang itu cukup dekat untuk melepaskan tembakan yang akurat, membidik tepat ke jantungnya. Bagaimanapun, si pemburu harus memeriksa apakah binatang itu benar-benar sudah mati sebelum mendekati tubuhnya. Beruang adalah hewan yang pintar dan licik. Beruang yang terluka bahkan dapat pura-pura berbaring dan menunggu untuk menyerang pemburu yang ceroboh.
Suka Pesawat, tapi Takut Terbang
Meski begitu, kehidupan Mansur di lapangan terbang sangat berbeda dengan di hutan. Mansur tertarik pada teknologi. Saat masih kecil, ia mulai memanjat pesawat. Pilot-pilot bahkan membawanya naik ke dalam kokpit, tetapi ia ketakutan. Meski sangat penasaran, beruang pada umumnya adalah hewan pemalu.
“Ketika kami mulai menyalakan mesin, dia ketakutan, naik ke lutut saya, mengularkan wajahnya ke luar jendela, dan memeluk leher saya dengan cakarnya. Saya kemudian merasakan sesuatu yang hangat dan lembek dan, ya … agak bau. Rasa takut benar-benar bisa membuat Anda … ya, Anda paham maksud saya,” kata Andrei sambil tertawa. “Namun lima menit kemudian, pesawat mendarat, dia berlari-lari seolah-olah tak ada yang terjadi. Sejak itu, kami sepakat untuk tidak menakutinya lagi.” Namun, Mansur suka naik mobil. Begitu masuk, tak ada yang bisa menariknya keluar. Saat melihat truk, dia akan berlari dan mengais gagang pintu.
Mansur bahkan tidak berhibernasi pada musim dingin lalu. “Meski para ahli tak bisa menjelaskan kenapa Mansur tak mau berhibernasi, mereka mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Andrei.
Sebelumnya, siapa pun boleh datang dan melihat Mansur. Namun, jumlah pengunjung makin banyak. Karena itu, kami harus membatasi jumlah pengunjung supaya tidak membuat si beruang kesal. Selain itu, beberapa orang memberinya makanan tidak sehat. “Orang-orang berbaris di luar seperti hendak ke Mausoleum (Lenin) atau Kebun Binatang Moskow,” kata Andrei. “Akhirnya, kami memutuskan untuk mengizinkan kunjungan hanya jika orang-orang bersedia melakukan subbotnik (tradisi kerja bakti pada akhir pekan). Dengan begitu, mereka melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bisa bermain dengan Mansur.”
Pada tahun 1993, sebuah keluarga Rusia menampung seekor beruang berusia tiga bulan yang kelaparan. Bagaimana mereka bisa mengubah binatang buas ini menjadi hewan peliharaan yang sangat jinak?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Atraksi beruang adalah hiburan kuno di Rusia yang digemari oleh seluruh kalangan — mulai dari petani hingga bangsawan. Pertunjukan atraksi beruang bisa diselenggarakan kapan saja, tetapi di setiap pertunjukannya dilibatkan beruang terlatih dalam jumlah besar.
Pelatih mereka — yang disebut pawang beruang atau pemimpin beruang, biasanya memilih beruang yang masih kecil untuk dilatih. Mereka membeli atau menangkap anak-anak beruang dan menjadikan mereka seperti hewan sirkus. Banyak orang Rusia yang zaman dulu yang mencari nafkah lewat melatih beruang seperti itu. Sebab, pekerjaan ini dianggap sebagai bisnis yang menguntungkan — meski sangat kejam.
Jebakan dan umpan beruang (termasuk vodka)
Shchemitsa, perangkap beruang yang terbuat dari batang-batang kayu
Orang Rusia membuat perangkap beruang yang terbuat dari batang kayu dan tiang. Salah satunya, yang disebut schemitsa ‘pemeras’, pernah dijelaskan dalam surat kabar Olonets di Karelia pada 1885. Pada dasarnya, perangkap ini terdiri atas dua batang kayu berat yang jatuh di atas kaki beruang saat dia mencoba mengambil sepotong daging busuk yang tersisa sebagai umpan. Setelah batang kayu jatuh, beruang terperangkap dan akan mati kelaparan jika jebakan dibiarkan begitu saja. Jika tidak, ia akan dibunuh oleh para pemburu yang menunggu di dekatnya.
Tentu saja, beruang juga bisa terperangkap di lubang yang digali di tanah, dengan turus-turus kayu di dasarnya. Lubang semacam itu ditutup dengan dedaunan dan semak belukar dan digali di tempat beruang mencari makan sebelum hibernasi musim dingin.
Menjebak beruang di parit.
Bangkai sapi atau babi (atau potongan kepalanya) juga bisa digunakan sebagai umpan beruang. Umpan yang diikat pada pohon jauh di dalam hutan akan menarik beruang yang mondar-mandir mencari makan kala senja dan menggerogotinya. Ketika beruang sedang asyik memakan umpan, para pemburu akan menyerangnya dari tempat perlindungan. Anehnya, alkohol juga dapat digunakan sebagai jebakan. Jika beruang terlalu berat dan mengancam, para pemburu cukup meninggalkan seember vodka di dekat umpan sehingga beruang akan meminumnya setelah dia makan dan kemudian tertidur. Dalam kondisi itu, beruang menjadi mangsa empuk bagi para pemburu.
Berburu beruang dengan anjing
Seekor beruang dipancing keluar dari sarangnya dengan bantuan anjing. Krasnoyarskiy krai, Rusia.
Anjing dapat membantu berburu beruang baik dari sarangnya maupun di hutan terbuka. Dalam kasus pertama, anjing-anjing pemburu akan membangunkan beruang dengan menggonggong sehingga membuat si beruang kesal. Beruang kemudian keluar menggali sarangnya yang ditutupi sumbatan tebal yang terbuat dari rumput, lumut, dan tanah. Ketika ia membuka “pintu rumahnya”, anjing-anjing segera menggigit beruang tersebut, sementara pemburu menyerangnya dengan tombak atau senjata api.
Dalam kasus perburuan di hutan terbuka, anjing-anjing akan mengikuti jejak beruang dan mengepung hewan itu sampai si pemburu tiba. Anjing laika adalah anjing terbaik untuk urusan berbahaya semacam ini. Namun, pasti ada beberapa anjing yang menjadi korban. Bagaimanapun, serangan anjing tidak dapat melukai beruang secara serius, sedangkan seekor beruang dapat membunuh seekor anjing laika dengan sekali pukul. Jadi, anjing-anjing itu akan bergantian menyerang, meninggalkan gigitan yang menyakitkan. Beruang kemudian akan duduk untuk melindungi panggulnya dan, dengan begitu, menjadi sasaran empuk bagi pemburu.
Yang sebaiknya tak disebutkan
“Pemburu menusuk beruang, sementara anjing menggigitnya”, gambar rakyat Rusia.
Orang Rusia selalu terpesona dengan beruang, dan menjinakkan beruang merupakan seni kuno di antara skomorokh (kelompok penyanyi) Rusia. Sementara itu, keberhasilan berburu beruang merupakan “kenaikan level” yang amat penting bagi tiap pemburu dan juga membawa konotasi mistis karena hewan itu dianggap sebagai “penguasa hutan”. Karena binatang itu amat menakutkan, ada takhayul yang melarang memanggilnya dengan nama aslinya, ber, dalam bahasa Rusia Kuno. Karena itu, selain medved ‘yang tahu madu’, di Rusia, beruang juga biasa dijuluki Master.
Memburu beruang Rusia tentu dapat berakibat fatal. Beruang cokelat dewasa dapat memiliki berat hingga 400 kilogram. Ia bisa berlari secepat kuda dan melakukan lompat jauh. Penglihatan beruang tidak terlalu bagus, tetapi pendengaran dan penciumannya sempurna. Ketika beruang terbangun dari hibernasi, ketakutan, atau terluka, ia menjadi sangat berbahaya. Jadi, sekalipun perburuan gagal dan para pemburu tak dapat menjatuhkan beruang yang terbangun atau terluka dengan segara, dan binatang itu lari ke hutan, para pemburu harus mengatur penyerbuan. Beruang yang marah karena diganggu dan terluka bisa sangat berbahaya jika lari ke sebuah desa.
Bagaimanapun, menyerang beruang bukanlah perkara mudah. Tengkoraknya yang berbentuk kerucut memiliki tulang yang tebal. Jadi, para pemburu Rusia tahu betul bahwa menembak kepala beruang tak dapat melukai binatang buas itu: sebagian besar peluru memeleset ke sisi tengkorak dan tidak menyebabkan luka serius. Jadi, para pemburu biasanya mengincar jantung binatang itu.
Berburu beruang dengan senjata api
Perburuan beruang abad ke-20
Tentu saja, dalam setiap kasus sebelumnya, senjata api dapat digunakan untuk membunuh beruang yang terjebak atau sedang memakan gandum. Namun, cara berburu beruang yang paling rumit (selain dengan rogatina) di alam luar adalah dengan menggunakan senapan.
Pemburu bergerak melalui hutan melintasi wilayah beruang. Ketika dia menemukan hewan tersebut, dia harus mendekatinya sedekat mungkin dan membuat tembakan akurat ke arahnya. Si pemburu harus bergerak diam-diam. Jika terdengar retakan ranting di hutan, seekor beruang dapat mengetahui siapa yang melakukannya: kaki manusia atau cakar hewan lain. Ia pun akan segera bereaksi.
Seekor beruang cokelat muda di alam liar
Seorang pemburu Rusia suatu kali menceritakan kisah perburuan beruang yang berakhir fatal. Temannya, Andrei, melihat seekor beruang dengan bobot kira-kira mencapai 150 kilogram tengah memakan buah-buahan di hutan. Jarak Andrei dan beruang itu sekitar 30—40 meter. Setelah menunggu binatang itu mendekat, Andrei menembakkan peluru ke area jantung. “Bahkan pada saat tembakan, dia tahu ada yang tidak beres. Beruang itu hanya meraung dengan keras, langsung berbalik, dan menyerbu ke arah pemburu. Sedetik kemudian Andrei dirobohkan oleh kekuatan cakar beruang.”
Untunglah, sang pemburu berhasil bertahan dengan berpura-pura mati. Beruang biasanya tidak langsung memakan mangsanya, tetapi menyembunyikannya di bawah daun agar sedikit membusuk. Setelah beruang itu menutupi Andrey dengan dedaunan dan semak belukar dan pergi, pemburu yang terluka itu berhasil merangkak keluar dan melarikan diri. “Tiga tulang rusuk yang patah, paha yang robek, dan punggung yang terkoyak adalah hasil perburuan ini,” kata sang pemburu menyimpulkan. Dia nyaris mati. Jadi, pertarungan melawan penguasa hutan terkadang bisa berakhir dengan kemenangan sang Master.
Cara menjinakkan beruang
Populasi beruang di hutan-hutan Rusia sangat banyak dan melimpah. Selain itu, mereka juga lebih mudah dilatih daripada hewan liar lainnya.
Para pemburu biasanya menangkap anak beruang yang masih kecil di hutan lalu menjualnya kepada pawang-pawang beruang seharga 1 hingga 4 rubel (saat ini 1 rubel senilai sekitar Rp 180).
Satu ekor beruang besar yang sudah terlatih harganya bisa melonjak lebih dari 100 rubel — begitulah harga yang berlaku pada akhir abad ke-19. Sebagai perbandingan, profesi dosen universitas pada 1884 memperoleh penghasilan sekitar 83 rubel per bulannya.
Skomorokh di sebuah desa. Karya: François Nicholas Riss.
Namun, metode yang digunakan para pawang untuk melatih anak-anak beruang itu sangat kejam.
Untuk mengajari mereka cara berdiri dan berjalan tegak, para para pelatihnya memasangkan ‘lapti’ (sepatu terbuat dari kulit pohon) pada kaki belakang anak beruang. Kemudian, anak-anak beruang ini dikurung di dalam kandang terbuat dari tembaga yang bagian bawahnya dipanaskan.
Ketika bagian bawah kandang mulai panas dan cakar tangan mereka yang tidak dilindungi apa-apa melepuh, anak beruang terpaksa berdiri menggunakan kaki belakang mereka yang dipasangkan ‘lapti’. Para pelatih beruang menabuh rebana atau gendang saat anak-anak beruang ini berdiri kepanasan.
"Moskow Tua. Pawang beruang" oleh Apollinary Vasnetsov.
Setelah mereka dikeluarkan dari kandang, setiap mendengar suara rebana atau gendang — maka mereka akan secara naluriah mulai berjalan tegak menggunakan kaki belakangnya.
Selepas diajari cara berjalan tegak, cakar dan gigi anak-anak beruang tersebut dikikir pendek, lalu sebuah cincin logam dimasukkan melalui hidung dan bibir mereka supaya mereka patuh. Menarik cincin itu sangat menyakitkan bagi beruang, sehingga memaksa mereka untuk mematuhi perintah.
Jika ada beruang-beruang yang pada akhirnya masih tetap tidak dapat dijinakkan, maka mata mereka akan dicungkil supaya tidak bisa melihat dan menyakiti pawangnya.
Atraksi beruang di zaman dahulu terdiri dari tiga bagian: sandiwara beruang, adu umpan beruang (bear-baiting), dan pertarungan beruang.
Sandiwara beruang meliputi pertunjukan adegan di mana beruang memperagakan perilaku manusia dan para pelatih mereka mengiringi pertunjukan dengan memberi penjelasan. Sandiwara beruang ini digambarkan oleh sejarawan Rusia Dmitry Rovinsky dalam kisahnya berjudul ‘Kedatangan Pemimpin Beruang dan Beruangnya’. “‘Ayo, Mishenka,’ sang pelatih memulai, ‘tunduklah pada tuan-tuan yang baik ini dan tunjukkan pada mereka betapa pintarnya Anda dan apa yang diajarkan oleh pelatih serta kecerdasan yang ia berikan pada Anda. Dan bagaimana gadis-gadis cantik dan wanita muda yang sudah menikah menghias wajah mereka dan memakai pemerah pipi dan melihat diri mereka sendiri di cermin dan mempercantik diri mereka’. Misha si beruang duduk di tanah dan menggosok moncongnya dengan satu kaki dan, dengan kaki yang lain, dia menggerakkan cakar di depan wajahnya — yang melambangkan seorang gadis yang sedang melihat dirinya sendiri di cermin,” demikian diceritakan Rovinsky.
Beginilah cara pawang menciptakan kesan bahwa beruang-beruang itu memahami perkataan manusia.
Pemeran sandiwara beruang kuno lainnya adalah seorang anak laki-laki yang berpura-pura menjadi seekor kambing. Anak laki-laki itu menutupi tubuhnya dengan karung yang bagian atasnya ditancap tongkat menyerupai kepala dan tanduk kambing.
Di bagian mulut, terpasang lonceng kayu menyerupai lidah yang mengeluarkan suara nyaring. Dalam sandiwara itu, dia berlari mengitari beruang — mencari perhatiannya, menyeruduk beruang itu dengan ‘tanduk’, dan mengusilinya.
Beruang yang diusili kemudian meraung dan meregangkan badannya hingga mencapai ketinggian penuh — tetapi pawangnya akan menarik cincin yang terpasang di hidung beruang sehingga beruang itu akan mulai ‘menari’. Di akhir pertunjukan, beruang terlatih ini akan mendekati penonton dan berpura-pura meminta uang untuk diberikan ke topi pawangnya.
Tak semua atraksi beruang memiliki akhir yang bahagia. Terkadang, ada pawang yang memilih untuk berkelahi dengan beruang terlatih — dan dia akan sangat beruntung jika mampu mengakhiri pertunjukan tanpa mengalami patah tulang. Selain itu, ada juga orang-orang yang mau bertarung dengan bukan beruang terlatih — alias beruang liar!Dalam pertarungan antara beruang dan manusia, biasanya seorang pria yang membawa garpu rumput atau tombak akan ditempatkan di dalam arena bertarung berbentuk lingkaran bersekat — lalu seekor beruang liar akan dilepaskan ke arahnya. Jika pria itu berhasil membunuh beruang tersebut, maka ia akan diberi imbalan berupa uang dari tsar — seharga kain berkualitas untuk kaftan baru, dan ia bakal diizinkan masuk ke dalam gudang anggur tsar. Sebaliknya, jika pria itu tidak beruntung — maka ia dibunuh oleh beruang.
Lukisan dari cat air oleh N. Samokish.
Sebagai permulaan, para pemburu akan mengejar beruang seorang diri dalam perburuan yang sesungguhnya. Kedua, mereka yang ikut serta dalam pertunjukan ini melakukannya atas keinginan sendiri.
Pertunjukan itu biasanya diadakan di bawah naungan istana, sehingga orang-orang yang berpartisipasi dalam pertarungan melawan beruang biasanya berasal dari Lovchy Put — pekerja di istana yang bertanggung jawab untuk berburu dan memelihara tempat berburu tsar. Dengan kata lain, mereka yang nekat bertarung melawan beruang adalah para profesional, bukan orang biasa.
Pertunjukan semacam ini disebut ‘pertarungan beruang’ dan populer di kalangan masyarakat hingga abad ke-18. Namun akhirnya hiburan itu meredup saat orang-orang mulai memahami kekejaman di balik setiap pertunjukan beruang yang sukses — meski pada masanya, hal tersebut dianggap sebagai bentuk hiburan yang lumrah.
Atraksi beruang dikecam dalam ‘Domostroi’ — seperangkat aturan untuk semua bidang kehidupan yang disusun pada abad ke-16. Pembuat aturan itu menggambarkan atraksi beruang sebagai ‘penghinaan terhadap Tuhan’. Bahkan para pawang beruang disamakan dengan penyihir atau peramal — yang jika tertangkap, akan dicekal dari pertemuan gereja selama enam tahun.
Mikhail Prishvin/The State Literature Museum
Meski demikian, atraksi beruang terbukti sangat melekat dan populer di kalangan rakyat biasa — seluruh warga desa bakal berbondong-bondong menyaksikan pertunjukannya.
Berkat kerja keras kelompok pendukung kesejahteraan hewan dan keputusan Senat, pertunjukan beruang secara resmi dilarang pada 1867. Namun, profesi pawang beruang baru sepenuhnya menghilang pada awal 1930-an.
Lima cara memburu beruang ala orang Rusia
Pesta berburu beruang
Jauh sebelum para pemburu Rusia mengenal senjata api, mereka telah menemukan cara untuk menjatuhkan sang Master menggunakan senjata tajam, tombak, dan jebakan. Namun, sebelum berburu beruang, para pria harus mengikuti tradisi tertentu. Sebelum perburuan, siapa pun yang ikut harus mandi. Mereka juga pantang berhubungan seks. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi bau badan sehingga beruang, yang memiliki indra penciuman yang baik, tak menyadari kehadiran manusia. Para pemburu bahkan menyimpan pakaian mereka selama semalam di dalam karung berisi ranting-ranting pinus dan pohon cemara agar beraroma seperti hutan.
Rogatina (berasal dari kata rog yang berarti ‘tanduk’ dalam bahasa Rusia) adalah tombak khusus pemburu beruang. Tombak ini berukuran pendek dengan batang yang berat. Bagian terpenting adalah bilahnya yang lebar dan bermata dua seperti daun dengan panjang 20 sampai 60 sentimeter dan lebar sampai tujuh sentimeter. Bilah ini dapat meninggalkan luka lebar dan mengeluarkan darah sebanyak mungkin.
Rogatina biasanya digunakan untuk menjaga jarak sementara pemburu lain menjatuhkannya dengan tombak. Bagaimanapun, ini adalah cara paling berbahaya untuk berburu beruang yang hanya bisa dilakukan oleh pemburu paling terampil.
Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Suatu hari, seekor anak beruang muncul di Lapangan Terbang Orlovka, Tver (181 km di barat laut Moskow). Tak ada yang tahu persis bagaimana ia sampai di sana, tetapi kemungkinan besar dia tersesat saat keluar bersama induknya. Apa pun alasannya — dan meski berbahaya — ia nekat mendekati permukiman manusia karena lapar.
Ternyata, alih-alih diusir, para pilot yang bekerja di lapangan terbang itu malah merawatnya. Mereka memberinya makan, tempat tinggal, dan menamainya Mansur. Dalam bahasa Altai, mansur berarti ‘Misha’. Misha itu sendiri merupakan panggilan sayang orang Rusia kepada beruang (seperti Masha memanggil teman beruangnya ‘Misha’ dalam serial Masha and the Bear) dan siapa pun yang bernama Mikhail. Apalagi, si pemilik lapangan terbang memang berasal dari Altai. Sejak itu, Mansur berteman akrab dengan manusia, tapi ia paling dekat dengan seorang pilot bernama Andrei Ivanov.